warning.!
postingan di bawah ini mengandung 97% unsur Gb *Gombal banget*, bagi pembaca yang memiliki alergi terhadap unsur tersebut, disarankan tidak membaca postingan di bawah ini karena dapat menimbulkan gejala pusing mendadak,kejeng-kejang, setep-setep, bahkan meningitisss *dibaca dengan gaya 'mrecingmrecing'*...
Dear, YOU...
tuju bulan sudah berlalu sejak hari itu...
apakah kau masih mengingatku seperti aku mengingatmu.?
apakah aku selalu menjadi topik pembicaraanmu seperti kau yang slalu menjadi bahan obrolanku dan teman"ku.?
Taukah kau sejak hari itu aku selalu berharap akan mendengarmu mengatakan 'y***s' kepadaku.?
Taukah kau aku akan memilih hari itu jka Tuhan memberiku kesempatan untuk sekali saja mengulang waktu.?
Taukah kau seberapa besar rasa menyesalku tidak mengenalmu walau hanya empat hari lebih awal dari hari itu.?
Andai kau tau...........
aku selalu menuliskan sesuatu di 'wall'mu, tapi tak pernah benar" menekan tombol 'share'...
aku membuka kotak 'chat'mu, tapi tak pernah benar" mengetikkan 'hai' kepadamu........
aku selalu mengunjungi 'kota'mu, berharap kau menyadari AKU MEMPERHATIKANMU....
aku mengirim bunga oren kepadamu, agar kau tau seberapa besar AKU MERINDUKANMU...
Mungkin, jika pernah kau berpikir, aku ini sombong, terlalu angkuh untuk menyapamu...
seharusnya kau tau...
berapa banyak kata" yang ingin kukatakan padamu, tapi aku tak punya sedikit saja keberanian untuk mengatakannya..........
pada akhirya, aku hanya bisa menyimpannya........
seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu....
seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada. (*)
(*) dikutip dari salah satu puisi karya Kahlil Gibran...
this post is inspired by :
- Marmut Merah Jambu-nya Raditya Dika, chapt. 1, 'orang yang jatuh cinta diam-diam'
- Nitya Nur Wilujeng dan segala gombalannya yang diberikan padaku hari ini, dan
- K-A-M-U, spesies Homo sapiens paling lempeng yang pernah diciptaka Allah di bumi-Nya ini...
:')
Dear, YOU...
tuju bulan sudah berlalu sejak hari itu...
apakah kau masih mengingatku seperti aku mengingatmu.?
apakah aku selalu menjadi topik pembicaraanmu seperti kau yang slalu menjadi bahan obrolanku dan teman"ku.?
Taukah kau sejak hari itu aku selalu berharap akan mendengarmu mengatakan 'y***s' kepadaku.?
Taukah kau aku akan memilih hari itu jka Tuhan memberiku kesempatan untuk sekali saja mengulang waktu.?
Taukah kau seberapa besar rasa menyesalku tidak mengenalmu walau hanya empat hari lebih awal dari hari itu.?
Andai kau tau...........
aku selalu menuliskan sesuatu di 'wall'mu, tapi tak pernah benar" menekan tombol 'share'...
aku membuka kotak 'chat'mu, tapi tak pernah benar" mengetikkan 'hai' kepadamu........
aku selalu mengunjungi 'kota'mu, berharap kau menyadari AKU MEMPERHATIKANMU....
aku mengirim bunga oren kepadamu, agar kau tau seberapa besar AKU MERINDUKANMU...
Mungkin, jika pernah kau berpikir, aku ini sombong, terlalu angkuh untuk menyapamu...
seharusnya kau tau...
berapa banyak kata" yang ingin kukatakan padamu, tapi aku tak punya sedikit saja keberanian untuk mengatakannya..........
pada akhirya, aku hanya bisa menyimpannya........
seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu....
seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada. (*)
(*) dikutip dari salah satu puisi karya Kahlil Gibran...
this post is inspired by :
- Marmut Merah Jambu-nya Raditya Dika, chapt. 1, 'orang yang jatuh cinta diam-diam'
- Nitya Nur Wilujeng dan segala gombalannya yang diberikan padaku hari ini, dan
- K-A-M-U, spesies Homo sapiens paling lempeng yang pernah diciptaka Allah di bumi-Nya ini...
:')
Tidak ada komentar:
Posting Komentar